Pengantar Redaksi:
Di hari-hari menjelang berpulangnya, H. Bochri Rachman begitu produktif menulis cerita tentang sahabat-sahabatnya yang sudah mendahuluinya. Dalam keadaan fisik yang kurang sehat, berbekal telepon genggamnya, Bochri dengan tekun mencari bahan-bahan untuk melengkapi cerita tentang sosok mendiang sahabat yang akan ditulisnya. Beliau memang seorang jurnalis yang disiplin melalukan verifikasi. Dengan telepon genggam itu pula Bochri menulis dan mempublikasikan obituarinya di laman FBnya. Banyak hal yang hadir kembali dalam catatan yang diunggah Bochri; sebuah kenangan manis bagi mereka yang mengenal para mendiang sahabatnya, juga pelajaran baik dari mendiang yang patut untuk dikenang. Dari tulisan-tulisan H. Bochi Racham itulah, Rubrik Kenangan ini terinspirasi. Dan pada saatnya Almarhum Bochri Rachman, menjadi kenangan para sahabatnya, salah satunya tulisan Kabul Budiono berikut ini.
Orang baik itu telah kembali ke pangkuan Illahi Robbi. Ya dengan sepenuh hati saya menyebut Haji Bochri Rachman yang meninggal dunia Jumat 19 Maret 2021 orang baik. Ini salah satu yang menggaris bawahi bahwa almarhum adalah orang baik. Pensiun dari RRI tahun 2010 bukan akhir masa pengabdian bagi Bochri Rachman. Ketika gempa bumi mengguncang bumi kelahirannya September 2018, lelaki berambut dan berkumis putih itu melakukan apa yang ia bisa. Dikumpulkanya bantuan dan dihimbau teman temannya untuk membantu warga Lombok yang terkena musibah.
3 September 2018, saya menemui senior saya itu dan bersama mengunjungi beberapa lokasi pengungsian untuk menemui para korban di pengungsian. Saya menulis dan memajang foto di FB ini dengan air mata yang menetes tak tertahankan. Pasca gempa almarhum juga aktif emgumpulkan dana untuk membangun kembali mushalla yang rusak.
Bochri saya kenal manakala saya mendengarkan siaran Varia Nusantara RRI setiap hari sejak masuk kerja di RRI. Suara yang bariton dan gaya reportase yang menarik adalah ciri khas Bung Bochri. Ketika saya mulai pindah di Subdit Pemberitaan di Jakarta dan menjadi redaktur dan pembawa Varia Nusantara saya banyak terbantu, karena Bung Bochri rajin mengirimkan laporan dengan kaset berisikan laporan laporan Mudemah Umar, Ria Suherjan, Deddi Sukardi dan lain lain. Bochri Rachman adalah sosok yang tak pernah berhenti mengabdi dan berinisiatif serta berkreasi.
Saya ingin menyampaikan disini bahwa lahirnya Pro 3 dan Pusat Pemberitaan RRI adalah juga ide almarhum Bochri. Suatu kali bersama saya almarhum berdiskusi mengenai perlunya RRI punya RRI News Network. Kami diskusi asyik sekali. Bochri menganjurkan saya menuliskan konsep RRI News Network dan menyampaikannya kepada Pak Suryanta Saleh yang ketika itu adalah Direktur Radio. Ia hanya mengingatkan janganlah saya menyebut namanya. Mengapa ? “Saya tidak enak dengan teman teman lain. Ntar dikira ingin menonjol,” demikian ia mengatakan.
Banyak catatan mendalam dalam hati dan ingatan saya yang membuat saya menyatakan Almarhum adalah orang baik sampai akhir hayatnya. Saya ingat, ketika saya akan memulai tugas sebagai kepala RRI Mataram, saya menelpon Bung Bochri yang ketika itu menjadi Kepala RRI Makassar. “Alhamdulillah Bung Kabul ke Mataram. Saya yakin RRI Mataram akan bangkit dan menjadi lebih baik.” Rupanya diam-diam putra Sasak itu menelpon para yuniornya antara lain Dedi Sukardi, Masdar M Yakub dan Nasrudin Zein untuk menyambut saya dengan baik. Dan sayapun bertugas di RRI Mataram semampu yang dapat saya lakukan.
Maka ketika saya mendengar dan mengetahui Bung Bochri wafat, semua kenangan mengenai almarhum bermunculan dalam ingatan. Walaupun di RRI saya karena kehendak Allah menempati posisi lebih tinggi dibandingkan beliau, saya senantiasa menaruh hormat kepada Almarhum Bochri Rachman. Satu hal yang tak bisa saya lampaui dari Beliau adalah kebaikan-kebaikan yang Beliau lakukan.
Bung Bochri, Allah menyayangimu,karena itu Allah memanggilmu di sayiddul aayam, hari yang baik untuk kembali menghadap Sang Penciptamu, yaitu hari Jum’at. Selamat jalan seniorku, sahabat baikku. KABUL BUDIONO