Jurnalif.com, Mataram–Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) belum terdampak terhadap kenaikan harga cabai di Kota Mataram. Stabilnya harga ini disebabkan stok melimpah.
Pantauan di Pasar Kebon Roek harga cabai bervariasi mulai dari cabai rawit harga Rp 50.000 – Rp 60.000 per kilogram, cabai merah besar Rp 40.000, dan cabai keriting Rp 40.000 per kg. Sedangkan bawang merah dibandrol dengan harga Rp 25.000 per kilogram.
Harga ini relatif stabil dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Harga salah satu bumbu dapur paling dicari warga itu sempat mencapai Rp 90.000 – Rp 100.000 per kilogram. Sedangkan, bawang merah mulai dari Rp 60.000 – Rp 70.000 per kg.
“Bisa dibilang harga cabai sama bawang merah sekarang masih stabil dari pada beberapa bulan yang lalu sangat mahal” kata Fauziah, salah satu pedagang di Pasar Kebon Roek, Kamis (29/9/22).
Yang dikeluhkan Fauziah adlah jarangnya pemberli, “Naiknya BBM sekarang jarang ada pembeli sehingga pemasukan menjadi kurang,” lanjutnya.
Pedagang lainnya Hj. Aminah juga mengatakan harga cabai dan bawang normal dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu sebelum pemerintah menaikan BBM. “Walapun BBM naik, harga cabai dan bawang merah masih stabil,”ungkapnya.
Ana salah satu pedagang lainnya mengungkapkan, harga cabai dan bawang merah biasanya naik disebabkan oleh faktor cuaca dan hasil panen, sehingga kenaikan BBM saat ini memang tidak berdampak pada harga cabai dan bawang merah. “Memang tidak berpengaruh, tergantung stok, hasil panen dan cuaca,” ujarnya
Para pembeli merasa diuntungkan dengan situasi ini. “Ya kalau untuk harga cabai maupun bawang merah menurut saya masih terjangkau, beli cabai Rp 5.000 cukup untuk 3 hari, enggak kayak dulu, tapi bensin untuk ke sini aja yang mahal sama cepat sekali habis,” ujar ibu rumah tangga (ART) Ani, saat berbelanja kebutuhan dapurnya.
Kepala pasar Kebon Roek Malwi, yang dihubungi Rabo (5/10/2022) melalui sambungan telepon menerangkan bahwa, kenaikan BBM saat ini tidak berpengaruh terhadap harga cabai, bawang merah maupun bahan pokok lainnya. Biasanya kenaikan bahan pokok akan terjadi saat momentum perayaan maulid atau hari besar lainnya. Momentum itu menjadi kesempatan pedagang menaikkan harga tanpa mengikuti kebijakan secara nasional.
“Kemarin saat kenaikan BBM sampai sekarang harganya masih normal, dan untuk kenaikan yang kemarin dipengaruhi oleh tradisi masyarakat lombok pada bulan maulid,” tegasnya.
***
Tulisan ini adalah karya Dian Utari (NIM : 190301014) Mahasiswa PKL UIN Mataram di AJI Mataram.