JURNALIF–Sebagai sosok yang meniti karir politik dari dunia intelijen (KGB) era Soviet, Presiden Rusia Vladimir Putin agak tertutup tentang masa lalu dan kehidupan pribadinya. Kehidupan pribadi ini termasuk kisah cinta dengan sejumlah perempuan.
Namun, ada beberapa momen yang disampaikan oleh sejumlah orang dekatnya, yang kemudian dikumpulkan untuk menyusun kisah biografinya.
Di sini saya hanya ingin berkisah sedikit tentang hubungan Putin dengan perempuan, khususnya yang kemudian menjadi istrinya, Lyudmila Aleksandrovna.
Deskripsi Putin sendiri tentang berbagai hubungannya dengan kaum perempuan, memberi kesan bahwa dia adalah seorang komunikator yang sangat tidak kompeten. Dia kurang mampu mengutarakan perasaannya, sehingga kaum perempuan bisa salah paham.
Putin memiliki satu hubungan yang signifikan dengan seorang wanita sebelum bertemu calon istrinya, Lyudmila. Putin telah meninggalkan wanita itu di altar. Nama dan identitas perempuan itu tidak jelas.
“Begitulah yang terjadi,” kata Putin kepada penulis biografinya, tapi tidak menjelaskan apa pun. “Itu sangat sulit.”
Dia juga tidak lebih pandai berbicara tentang Lyudmila, wanita yang benar-benar dia nikahi. Putin tampaknya tidak berhasil mengomunikasikan perasaannya kepada Lyudmila selama masa pacaran mereka.
Mereka berkencan selama lebih dari tiga tahun. Ini waktu yang sangat lama menurut standar Soviet atau Rusia, dan pada usia yang sangat lanjut: Putin hampir berusia 31 tahun ketika mereka menikah.
Hal ini membuat Putin menjadi anggota minoritas kecil—kurang dari 10 persen— warga Rusia yang tetap tidak menikah sesudah melewati usia 30 tahun. Calon Nyonya Putin, Lyudmila, adalah pramugari penerbangan domestik dari kota Laut Baltik Kaliningrad. Mereka bertemu melalui kenalan.
Lyudmila mencatat bahwa hubungannya dengan Putin itu sama sekali bukan cinta pada pandangan pertama. Ini karena pada pandangan pertama, Putin tampak biasa-biasa saja dan berpakaian buruk.
Putin tidak pernah mengatakan apa pun di depan umum tentang cintanya pada Lyudmila. Dalam masa pacaran mereka, tampaknya Lyudmila yang lebih emosional dan lebih ngotot.
Deskripsi Lyudmila tentang lamaran yang akhirnya Putin lakukan, memberikan gambaran kegagalan berkomunikasi yang begitu mendalam. Sehingga cukup mengejutkan bahwa pasangan ini akhirnya benar-benar berhasil menikah dan memiliki dua anak.
Lyudmila menuturkan, “Suatu malam kami sedang duduk di apartemennya, dan dia (Putin) berkata, ‘Teman kecil, sekarang kamu tahu seperti apa aku. Saya pada dasarnya bukan orang yang sangat membikin nyaman.’”
Dan kemudian Putin melanjutkan untuk menggambarkan dirinya sendiri: dia bukan tipe orang yang suka bicara, dia bisa sangat kasar, bisa menyakiti perasaan, dan seterusnya. Bukan orang yang baik untuk diajak menghabiskan sisa hidup bersama.
Dan Putin melanjutkan. “Selama tiga setengah tahun (pacaran), mungkin kamu telah mengambil keputusan.”
Lyudmila mengira, dari cara Putin bicara, hubungan mereka mungkin akan putus. Jadi Lyudmila berkata, “Yah, ya, saya telah mengambil keputusan.”
Dan Putin berkata, dengan keraguan dalam suaranya, “Benarkah?”
Saat itulah Lyudmila merasa bahwa hubungannya dengan Putin benar-benar putus.
“Kalau begitu,” kata Putin, “Aku mencintaimu dan aku mengusulkan kita menikah pada hari ini dan itu.” Dan omongan Putin itu benar-benar tidak terduga bagi Lyudmila. Jadi Lyudmila salah menangkap arah pembicaraan Putin. Dikira mau mengajak putus, ternyata malah melamar!
Mereka pun menikah tiga bulan kemudian. Lyudmila berhenti dari pekerjaannya dan pindah ke Leningrad, untuk tinggal bersama Putin di kamar yang lebih kecil dari dua kamar di apartemen, yang sekarang dia tinggali bersama orang tuanya.
Apartemen itu, dalam bangunan blok beton baru yang berjarak sekitar 40 menit dengan kereta bawah tanah dari pusat kota, telah menjadi milik Putin sejak 1977: Vladimir Putin yang lebih muda memiliki kamar sendiri untuk pertama kalinya pada usia 25 tahun.
Luasnya sekitar 130 kaki persegi, dan memiliki satu jendela yang ditempatkan sangat tinggi, sehingga seseorang harus berdiri untuk dapat melihat keluar. Kondisi kehidupan pengantin baru itu, dengan kata lain, kira-kira mirip dengan jutaan pasangan Soviet lainnya.
Ludmila mendaftar di Universitas Leningrad, tempat dia belajar filologi. Dia lalu hamil anak pertama mereka, sekitar setahun setelah pernikahan. Ketika dia hamil, dan selama beberapa bulan setelah dia melahirkan putrinya Maria, Putin berada di Moskow.
Putin mengikuti kursus selama setahun, yang akan mempersiapkannya untuk dinas di korps intelijen asing. Lyudmila tahu Putin bekerja untuk KGB, jauh sebelum pernikahan mereka. Meskipun awalnya Putin mengatakan kepada Lyudmila bahwa dia adalah seorang detektif polisi: begitulah penyamarannya.
(Satrio Aris Munandar)
( Dikutip dari buku _The Man Without A Face: The Unlikely Rise of Vladimir Putin_ karya Masha Gessen, New York: Riverhead Books, 2012).