Jurnalif.com, Praya–Setiap bulan Rabiul Awal masyarakat Lombok merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai macam tradisi, adat istiadat, serta berbagai perlombaan yang berbeda-beda. Namun di balik semua perbedaan, Nasi Rasul tetap menjadi hidangan wajib yang harus di siapkan.
“Memang setiap desa memiliki caranya sendiri untuk merayakan maulid nabi, tapi Nasi Rasul tetap menjadi menu wajib,” kata Janah salah satu warga Lingkungan Bayan, Kelurahan Gerunung, Praya, Lombok tengah, saat ditemui Minggu (09/10/22).
Sekilas nasi rasul dan nasi kuning terlihat sama, namun dari bahan utama, rasa dan proses pembutannya jelas berbeda. “Tak sedikit orang menganggap nasi rasul dan nasi kuning itu sama, padahal nasi rasul terbuat dari beras ketan yang di rendam selama 3 jam, sedangkan nasi kuning terbuat dari beras yang langsung di masak tanpa di rendam terlebih dahulu,” ungkap Janah, “Dari rasanya nasi rasul lebih pulen dan legit dibandingkan nasi kuning.”
Ustaz Safi’i, pemuka agama Lingkungan Bayan mengungkapkan, memasak nasi rasul saat perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi masyarakat Lombok, yang telah dijalankan secara turun temurun. Adapun makna dari nasi rasul itu belum diketahui, namun nasi Rasul itu merupakan peninggalan nenek moyang zaman dulu yang terus dilestarikan.
“Nasi rasul merupakan peninggalan nenek-nenek kita dulu. Tanpa nasi Rasul saat Maulid Nabi rasanya kurang lengkap, karena itu menu yang di cari-cari,” ungkap Safi’i.
Adapun bahan yang harus disediakan untuk pembuatan nasi rasul yakni beras ketan, kelapa, kunyit, air santan, garam, merica, cabai, bumbu penyedap rasa dan minyak goreng. Sedangkan sebagai topingnya kacang tanah, telur, biji kedelai, ayam, dan daging sesuai selera yang diinginkan.
(Dian Utari/KPI UIN Mataram)
***
Catatan Redaksi:
Berita ini adalah karya mahasiswa PKL UIN Mataram di Sekretariat AJI mataram